Rabu, Juni 24, 2009

Duta Graha Incar Proyek US$ 300 juta

Jasa Konstruksi – Proyek senilai US$ 300 juta di tiga Negara Timur Tengah menjadi incaran salan Perusahaan konstruksi swasta, PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK). Perseroan meminta dukungan pemerintah guna memberikan jaminan dalam proyek tersebut. "Kita memang sedang mengincar proyek di luar negeri," kata Direktur Utama Duta Graha Dudung Purwadi usai RUPS Tahunan di hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (24/6/2009). Ketiga proyek tersebut masing-masing berada di Aljazair, Arab Saudi dan Libia. Untuk tahap pertama, perseroan tengah menjajaki secara intensif proyek konstruksi di Arab Saudi yang diperkirakan menelan investasi US$ 100 juta. "Ada satu pembangunan pabrik di sana yang sedang kita seriusi," kata Dudung. Selain itu, perseroan juga tengah menjajaki proyek konstruksi di Aljazair senilai maksimal US$ 100 juta. "Kita sudah kirim delegasi ke sana, tapi itu nanti, harus satu-satu dulu," katanya. Meski demikian, jelas dia, putusan pengambilan proyek tersebut akan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian menyusul krisis ekonomi global yang dinilai belum pulih. Selain itu, Duta Graha juga meminta dukungan pemerintah untuk merealisasikan proyek di luar negeri tersebut. Bentuknya bisa dalam jaminan finansial, suku bunga pinjaman atau rekomendasi bank responden di negara yang bersangkutan. Menurut Dudung, langkah ini penting agar perusahaan Indonesia dapat bersaing dengan kontraktor-kontraktor asing seperti Jepang, China atau Korea yang lebih dulu menguasai proyek-proyek di Timur Tengah. "Tanpa didukung pemerintah, kita sulit masuk ke sana , karena perusahaan Jepang atau China diberi fasilitas dan kemudahan oleh pemerintahnya, seperti dana jaminan dan rendahnya pinjaman bank," katanya. Saat ini jelas dia, Duta Graha tengah melakukan negosiasi dengan sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memberikan dukungan pendanaan proyek di Timur Tengah. Bank-bank tersebut juga telah memberikan sinyal memberi dana jaminan dan membantu kerjasama dengan bank responden di negara tujuan. Sayangnya dia tidak menyebutkan nama bank tersebut. "Itu nantilah, yang pasti mereka sudah memberi lampu hijau," kata Dudung. Perseroan memperkirakan pendapatan tahun ini dapat mencapai Rp 1,56 triliun hingga Rp 1,62 triliun. Sedangkan laba bersih diharapkan mampu tumbuh menjadi Rp 70- 81 miliar. Adapun target kontrak baru diperkirakan dapat tumbuh dari 15-20 persen dari tahun 2008 yang mencapai Rp 1,5 triliun. Per Januari 2009, total order book DGIK telah mencapai Rp 1,73 triliun. Pada awal Januari lalu, DGIK bersama dengan salah satu perusahaan konstruksi Jepang, Tokyu Construction, melakukan kerjasama (joint operation) membangun gedung sekolah di Banda Aceh yang didanai USAID senilai Rp 60 miliar. Sementara sepanjang 2008 perseroan telah menyelesaikan sembilan proyek jalan senilai Rp 382 miliar yang tersebar di berbagai penjuru daerah Indonesia. "Tahun 2009 kami menargetkan tumbuh 15-20 persen dengan ditopang oleh pekerjaan infrastruktur pemerintah yang mencapai 70 persen dari total proyek yang kami incar," ujar Djohan. Hingga akhir 2008, laba bersih Duta Graha tercatat sebesar Rp 60,835 miliar, turun 20,24 persen dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 76,276. Penurunan tersebut disebabkan meningkatnya beban kontrak dan beban lain-lain meski pendapatannya naik menjadi Rp 1,353 triliun dibanding Rp 1,002 triliun pada 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar